WASHINGTON, SENIN - Angin Matahari, yang diyakini mendorong Bumi dan objek-objek ruang angkasa lainnya ke posisinya di tata surya di masa lalu, berhasil dibuktikan asal-usulnya. Wahana Hinode milik Jepang yang tengah mengintai permukaan Matahari dari orbit Bumi berhasil merekam mekanisme dan proses terjadinya.
Pemicu angin Matahari sering disebut sebagai gelombang Alfvens. Nama tersebut diambil dari nama fisikawan Swedia, Hannes Alfven, yang pertama kali memprediksi eksistensinya sampai meraih hadiah Nobel tahun 1970.
Gelombang magnetik sangat kuat ini mengalir melalui plasma atau lapisan sangat panas di permukaan Matahari yang disebut korona. Aliran tersebut memindahkan energi dari permukaan Matahari ke gas bermuatan listrik yang dipancarkan ke segala arah.
Mekanisme tersebut telah membingungkan para ilmuwan selama puluhan tahun. Badan eksplorasi ruang angkasa Jepang (JAXA) memimpin penelitian ini menggunakan wahana Hinode dengan dukungan kerja sama dari NASA dan badan antariksa Eropa (ESA).
"Sampai sekarang, gelombang Alfven mustahil diamati karena resolusi yang dibuat instrumen yang ada sangat terbatas," ujar Alexei Pevstov, ilmuwan program Hinode dari NASA. Namun, Hinode berhasil menguak dua proses utama yang memicu gelombang Alfvens.
Terjadinya gelombang Alfvens bisa terjadi karena perubahan bentuk medan magnet Matahari dalam waktu sangat singkat. Perubahan ini memicu aliran gelombang magnetik sangat kuat.
Selain itu, gelombang ini juga dapat dipicu aktivitas di kromosfer, lapisan di antara permukaan Matahari dan korona. Rekaman yang dibuat teleskop optis Matahari Hinode memperlihatkan bahwa kromosfer dialiri gelombang Alfven. Saat gelombang tersebut bocor ke korona, kekuatannya cukup besar untuk memicu angin Matahari.
Aliran gas bermuatan listrik yang dibawa angin Matahari - sebagian besar hidrogen - keluar dari permukaan Matahari ke berbagai arah dengan kecepatan 1,6 juta kilometer per jam. Radiasinya dapat merusak instrumen elektronika satelit, pembangkit listrik, dan peralatan komunikasi.
Aliran angin Matahari sering mencapai atmosfer Bumi, namun sudah berkurang kekuatannya. Medan magnet Bumi membentuk selubung di sekitar Bumi yang memberikan ruang mengalirnya angin Matahari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar